Senin, 23 Juli 2012

 TRUNYAN
Ada sebuah tradisi unik yang ada di Desa Trunyan, yaitu meletakkan jenazah diatas tanah di bawah udara terbuka, tradisi ini masih dilakukan secara turun-temurun sampai sekarang ini. Jika kebetulan anda Liburan di Bali , anda perlu mengunjungi tempat ini, karena memang akhirnya menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Terletak sekitar 65 km dari Denpasar atau sekitar 2.5 jam perjalanan dengan kendaraan mobil atau motor. Desa Trunyan merupakan desa Bali Aga yaitu suku bangsa Bali yang menganggap mereka sebagai penduduk Bali asli. Bali Aga disebut dengan Bali pegunungan yang mana yang salah satunya desa Trunyan,  terletak di Kecamatan Kintamani, Bangli. Untuk menuju lokasi kita harus melewati penelokan dan turun menuju Danau Batur, sampai di desa Kedisan di sini sudah tersedia perahu yang bisa membawa anda menyeberangi Danau Batur untuk  menuju Desa Trunyan, butuh waktu sekitar 20 menit menuju lokasi. Karena ini adalah satu-satunya alat transportasi yang ada untuk menuju ke lokasi, karena Desa Trunyan terletak di pinggir danau Batur dan dikelilingi oleh perbukitan.


Desa Terunyan berasal dari 2 kata yaitu Taru dan Menyan artinya kayu dan wangi jadi desa terunyan diambil dari nama pohon yang tumbuh disekitar desa yang mengeluarkan bau wangi, mungkin ini penyebab atau sebagai penetralisir sehingga jenazah yang dibiarkan diruang terbuka tidak mengeluarkan bau. Menurut cerita rakyat, Konon, ada sebuah pohon Taru Menyan yang menebarkan bau sangat harum dan mendorong Ratu Gede Pancering jagat mendatangi sumber bau, kemudian beliau bertemu dengan Ida Ratu Ayu Dalem Pingit di sekitar pohon cemara landung.  Disanalah kemudian mereka melaksanakan upacara perkawinan dan disaksikan oleh penduduk di sekitar desa hutan landung yang sedang berburu. Sebelum meresmikan pernikahan, Ratu Gede mengajak orang desa cemara landung untuk mendirikan sebuah desa bernama taru menyan yang lama kelamaan menjadi Trunyan.
Tradisi Unik di Desa-Trunyan



Mengenai orang yang telah meninggal, kepercayaan orang trunyan mengenai pemakaman jenazah adal sebagai berikut:

  • Meletakkan jenazah di atas tanah di bawah udara atau ruang terbuka atau dikenal dengan istilah” mepasah”. Pemakaman dengan cara mepasah dilakukan jika  waktu meninggal telah berumah tangga, masih bujangan dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal.
  • Dikubur / dikebumikan, dilakukan jika setelah meninggal cacat tubuhnya, atau pada saat mati terdapat luka yang belum sembuh seperti misalnya terjadi pada tubuh penderita penyakit cacar, lepra dan lainnya. Meninggal secara tidak wajar seperti dibunuh atau bunuh diri juga dikubur. Anak kecil yang gigi susunya belum tanggal.

0 komentar:

Posting Komentar